Kepada
Para pemuda, harapan bangsa dan negara
Di tempat
Selamat malam,
Kalian yang diluar sana. Iya, kalian. Para pemuda, yang memegang nasib bangsa ini. Para pemuda, yang merupakan sumber daya terbesar bagi negeri ini. Para pemuda, yang akan memimpin bangsa dan negara ini kelak. Menuju perubahan. Bisa baik maupun buruk. Semoga baiknya saja.
Sudah malam. Bagaimana kabar kalian? Apa yang sedang kalian lakukan? Sedang beristirahatkah, menyiapkan hari esok yang lebih baik, atau mungkin sedang berada di pekatnya malam, remangnya rembulan, serta hilir-mudiknya asap di udara? Semoga bukan yang kedua. Tapi, kawan, bila memang itu nyatanya, apa yang mendorong kalian seperti itu?
Sudah basi beralasan dengan kurangnya perhatian orang tua. Memangnya kalian sudah memperhatikan orang tua kalian sendiri? Jangan terus menyalahkan, hadapilah kenyataan. Jangan menyalahkan pergaulan, karena kalian lah yang menggaulinya. Jangan pula beralasan sekedar meluapkan emosi, lupakah kalian nikmatnya berserah diri pada-Nya? Tempat dimana segala emosi diterima bahkan diberikan penyelesaian. Bukannya mendatangkan masalah baru.
Sebenarnya, aku merasa tidak berhak menuliskan ini semua. Aku bukan siapa-siapa, bahkan aku bukan bagian dari kalian. Bukan teman nongkrong kalian, bukan teman sepergaulan kalian, bahkan kalian mungkin tidak mengenalku, sama. Aku juga belum tentu mengenal kalian. Tapi tolong biarkan kali ini aku menyampaikan keprihatinan ini, kepada para pemuda yang akan memegang tonggak negara ini, generasi penerus dan pembaharu bangsa. Anggap saja ini bentuk kepedulian seseorang, terhadap orang lain walaupun tidak memiliki hak sama sekali.
Sama seperti membersihkan rumah, kalian dibiasakan membersihkan kamar kalian terlebih dahulu sejak kecil. Kemudian beranjak dewasa kalian diajak membersihkan dapur, kamar mandi, meja makan, ruang TV, teras, garasi, taman dan lainnya. Begitu pula dalam bangsa. Kalian harus mampu menjaga dan membenahi suatu golongan atau kelompok terlebih dahulu, baru bisa membenahi bangsa. Karena suatu hal besar selalu dimulai dari langkah yang kecil.
Bila lingkunganmu yang sekarang belum mendukung, berhijrahlah. Merantaulah. Karena dengan merantau kalian akan mendapatkan pengganti yang lebih baik, insyaaAllah. Dengan niat yang lurus dan ikhlas serta tekad sekuat baja, dan amal usaha yang tiada putus-putusnya, perjalanan akan terasa lebih mudah dan lebih indah.
P.s. : Tolong pahami bahwa setiap pribadi bangsa ini sangatlah penting, pemuda. Bila tidak ada yang menegurmu secara langsung, tetap ada yang mendoakanmu secara diam-diam. Jangan putus asa, jangan putus harapan. Tolong pahami pula, diri kalian jugalah penting. bagi keluarga kalian, lingkungan kalian, bangsa dan negara, juga akhirat nantinya.
Karena kalian berharga, jagalah diri kalian 😊
Monday, August 8, 2016
Thursday, April 14, 2016
Apa Salahnya?
Terkadang kita merasa serba salah.
Kita merasa apa yang kita ucapkan itu menyakiti orang lain, kita merasa apa yang kita pikirkan akan kejadian, kita merasa apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan, bahkan ada dari kita yang merasa gagal bahkan sebelum mencoba.
Tapi, apa salahnya?
Apa salahnya kita menyakiti orang lain, jika kita bisa belajar menyayangi setelahnya?
Apa salahnya kita mengalami hal-hal buruk seperti pikiran kita, bila kita dapat mengantisipasi kejadian itu setelahnya?
Apa salahnya apa yang kita harapkan tidak terwujud, bukankah segala sesuatu sudah diatur oleh Allah, dengan skenario terindah-Nya?
Apa salahnya kita mencoba, sebelum menentukan kita gagal atau sukses? Darimana kita tahu hasilnya bahkan sebelum kita memulai? Jangan menerka takdir Allah, karena kita tidak pernah tahu kemana jalan ini akan membawa kita.
Jangan terlalu banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dijalani saja dulu, ambil hikmah sebanyak-banyaknya. Tetap ikhtiar dan tawakkal.
Sejauh apapun kapal berlayar, seperti apapun persiapan yang sudah dilakukan jauh-jauh hari, tetap saja laut itu ganas. Laut itu tak terkendali. Hanya pencipta-Nya lah yang dapat mengendalikan, selembut apa ombak itu akan bergolak, secepat apa angin itu akan mendorong, dan sejauh apa kapal itu akan berlayar. Disertai dengan usaha para awak kapal yang gigih dan kepercayaan mereka kepada Allah lah, kapal itu dapat tiba di tujuan dengan selamat tak kurang suatu apapun, bahkan diberi kenangan-kenangan indah serta pengalaman berharga yang tidak mereka harapkan sebelumnya, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Apabila suatu jalan itu tidaklah mudah, bisa jadi hasilnya juga tidak murah.
Apa salahnya? Toh, hakikat di dunia ini tidak ada yang benar-benar benar.
Kita merasa apa yang kita ucapkan itu menyakiti orang lain, kita merasa apa yang kita pikirkan akan kejadian, kita merasa apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan, bahkan ada dari kita yang merasa gagal bahkan sebelum mencoba.
Tapi, apa salahnya?
Apa salahnya kita menyakiti orang lain, jika kita bisa belajar menyayangi setelahnya?
Apa salahnya kita mengalami hal-hal buruk seperti pikiran kita, bila kita dapat mengantisipasi kejadian itu setelahnya?
Apa salahnya apa yang kita harapkan tidak terwujud, bukankah segala sesuatu sudah diatur oleh Allah, dengan skenario terindah-Nya?
Apa salahnya kita mencoba, sebelum menentukan kita gagal atau sukses? Darimana kita tahu hasilnya bahkan sebelum kita memulai? Jangan menerka takdir Allah, karena kita tidak pernah tahu kemana jalan ini akan membawa kita.
Jangan terlalu banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dijalani saja dulu, ambil hikmah sebanyak-banyaknya. Tetap ikhtiar dan tawakkal.
Sejauh apapun kapal berlayar, seperti apapun persiapan yang sudah dilakukan jauh-jauh hari, tetap saja laut itu ganas. Laut itu tak terkendali. Hanya pencipta-Nya lah yang dapat mengendalikan, selembut apa ombak itu akan bergolak, secepat apa angin itu akan mendorong, dan sejauh apa kapal itu akan berlayar. Disertai dengan usaha para awak kapal yang gigih dan kepercayaan mereka kepada Allah lah, kapal itu dapat tiba di tujuan dengan selamat tak kurang suatu apapun, bahkan diberi kenangan-kenangan indah serta pengalaman berharga yang tidak mereka harapkan sebelumnya, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Apabila suatu jalan itu tidaklah mudah, bisa jadi hasilnya juga tidak murah.
Apa salahnya? Toh, hakikat di dunia ini tidak ada yang benar-benar benar.
Subscribe to:
Posts (Atom)